World Bank berpendapat kawasan Asia Tenggara memiliki resiko mata uang terbesar di Asia, sementara Asia Timur yang sudah maju perekonomiannya memiliki resiko terkecil.
Mereka menyebut negara-negara seperti Thailand, Indonesia, Filipina dan terutama Malaysia, memiliki resiko yang besar dari pergerakan nilai tukar. Faktor penyebabnya adalah karena perusahaan-perusahaan dan bank-bank di Asia Tenggara memiliki utang eksternal yang cukup besar.
World Bank merekomendasikan otoritas bersiap memperketat kebijakan apabila terjadi arus modal keluar yang melemahkan mata uang mereka.
Sumber: Bloomberg