Perekonomian China melesat tajam dan menjadi yang terbesar kedua di dunia pada 2010, mengalahkan Jepang. Namun sejumlah analis menilai perekonomian China masih kalah dari Jepang, terutama jika dilihat dari kualitas pertumbuhannya. Secara statistik, perekonomian China tumbuh 7,7% dan angka ini jauh lebih cepat dibanding Jepang yang ‘hanya’ 0,7% saja, bahkan ekonomi China mencatatkan pertumbuhan dua digit di tahun-tahun sebelumnya. China bahkan diperkirakan bisa menyalip Amerika pada 2019 mendatang jika perekonomiannya terus tumbuh seperti sekarang.
Salah satunya adalah analis dari Standard & Poors, yang menyorot beberapa hal di mana China masih jauh tertinggal dari Jepang, terlepas dari angka GDP-nya yang tinggi. Pertumbuhan yang berkualitas tidak hanya tercermin dari GDP saja, misalnya jumlah tenaga kerja China jauh lebih besar dari Jepang, karena penduduknya lebih banyak, tetapi pendapatan per kapita Jepang adalah $37.135 dan China hanya $9.828, seperempat dari Jepang. Selain itu, ekspor China yang mencapai $2,9 triliun, sedangkan Jepang hanya $1,2 triliun, namun secara kualitatif, ekspor Jepang lebih cepat 15% dari China, demikian diungkapkan oleh S&P.
Namun demikian, perekonomian Jepang dinilai masih sulit berkembang lebih jauh lagi, terutama dengan turunnya populasi penduduk Jepang, ditambah lagi dengan utang yang sedemikian besarnya. S&P menyimpulkan, penting bagi China untuk mempertahankan pertumbuhan ekonominya dengan tetap menjaga produktivitas yang tinggi, serta terus menjaga kekompetitifannya. Sementara Jepang, mereka harus mencari cara untuk mempertahankan kekayaan negara untuk bertahan sebagai salah satu perekonomian terkuat dunia.